Mengintip Sekolah Alam Sangatta , Alternatif Pendidikan di Kutai Timur

HARIANKUTIM.COM, Sangatta- Sekolah berbasis alam atau yang lebih dikenal dengan Sekolah Alam menjadi salah satu alternatif pilihan orang tua dewasa ini. Salah satu sekolah alam yang ada di Sangatta yakni Sekolah Dasar Alam Sangatta berdiri di Jalan Griya Prima Lestari (GPL) Munthe, tepatnya di belakang Ruko Cluster Bintang, Sangatta Utara Kutai Timur.

Sekolah Alam ini adalah yang pertama di Kutai Timur dibawah naungan Yayasan Khalifah Ummat. Mereka resmi membuka pendaftaran siswa baru untuk angkatan pertama tahun ajaran 2019/2020 dan saat ini telah menjalankan aktivitas pembelajaran.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah, untuk saat ini ada 6 siswa yang bergabung di SD Alam Sangatta, Insya Allah akan ada yang menyusul. Sebelum mereka masukpun kami tidak melaksanakan tes untuk siswanya, namun lebih kepada tes dan wawancara untuk orangtuanya. Insya Allah saat ini kami masih membuka pendaftaran untuk kelas 1 dan 2. Kami masih memberi kesempatan jika ada yang ingin bergabung bersama kami,” ujar Kepala SD Alam Sangatta, Muhammad Syafi’i pada Rabu. (21/8/2019)

Berbeda dengan sekolah konvensional yang lebih banyak belajar di kelas, SD Alam merupakan sekolah yang menggunakan alam sebagai media utama pembelajarannya serta mengombinasikan konsep Kurikulum 2013 dalam mendidik anak agar tumbuh berkembang sesuai dengan usia, bakat, dan potensi terbaik dirinya.

“Secara akademik, kami menerapkan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum sekolah alam itu sendiri. Siswa learning by experience dan learning by nature. Misalnya usai belajar di kelas, siswa bisa melakukan observasi mencari benda mirip angka atau huruf di area sekitar sekolah. Belajar matematika bisa langsung dengan menghitung jumlah daun atau pohon. Jadi proses belajar mereka menjadi lebih mengasyikkan,” tutur Syafi’i yang juga dikenal sebagai pendongeng di Sangatta tersebut.

Di Sekolah Alam siswa terkesan lebih banyak bermain, berlari, dan meloncat-loncat. Berangkat ke Sekolah dengan bersih, pulang dalam keadaan kotor. Sekolah Alam memang tidak menginginkan siswa steril melainkan harus imun terhadap alam. Mereka dibiarkan bereksplorasi di alam terbuka. Mengembalikan alam sebagai alat peraga dalam belajar sehingga mereka mampu beradaptasi dengan alam sehingga menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri.

Model Sekolah Alam juga mengembangkan aspek intelektual, emosional, spiritual dan berbagai ketrampilan hidup siswa. Lebih jauh kegiatan belajar-mengejar ditujukan untuk melatih aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Setidaknya terdapat tiga materi utama diantaranya ketakwaan, keilmuan dan kepemimpinan, yang diterapkan dengan metode keteladanan, pengembangan logika dengan mengaplikasikan teori kepraktek, serta outbound training.

Kurikulum sekolah alam juga berisi 20 persen teori serta 80 persen praktek keterampilan dan pembentukan karakter sehingga lulusannya menjadi generasi dengan kepercayaan diri tinggi dilandasi moral dan bekal ketrampilan. (Hk)

Comments

0 comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *