HARIANKUTIM.COM, Sangatta – Literasi berasal dari bahasa Latin literature dan bahasa Inggris letter, yang mengandung makna kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis, Rabu (16/10/2019).
Kemampuan membaca dan sekaligus menulis ini, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi orang yang memilikinya, untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mengembangkannya, serta memperoleh nilai-nilai kehidupan yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan karakter pribadinya.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, Gerakan Literasi Sekolah menjadi kunci utama agar peserta didik mempunyai karakter yang baik dalam menghadapi persaingan global abad 21.
Terkait dengan GLS, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Panduan GLS. Panduan inilah yang kemudian menjadi acuan bagi semua sekolah pada semua jenjang, dalam melaksanakan GLS di sekolah masing-masing. Penerapan GLS secara konsisten dan berkesinambungan, diyakini akan mampu membentuk lingkungan sekolah yang literat (gemar membaca dan menulis).
GLS bukanlah kegiatan biasa, namun suatu kegiatan yang melibatkan banyak sekali orang, baik peserta didik, guru dan tenaga kependidikan. Oleh sebab itu SDN 002 Sangatta utara sejak tahun 2017 telah mencanangkan GLS dengan beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain : membaca 15 menit sebelum pembelajaran, pelatihan menulis buku untuk guru dan pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS) .
Kegiatan peserta didik dalam berliterasi semestinya tidak lepas dari kontribusi guru. Guru haruslah menjadi fasilitator yang berkualitas. Guru merupakan figur teladan dalam literasi sekolah (Pangesti Wiedarti, 2016:10). Tim Literasi Sekolah yang beranggotakan guru merupakan motor penggerak yang menentukan terlaksana tidaknya GLS.
Guru dituntut gemar membaca dan menulis. Karena hal ini akan menjadi teladan yang baik bagi semua warga sekolah, utamanya bagi peserta didik, dalam mesukseskan GLS.
Beberapa tahun ini guru-guru SDN 002 Sangatta Utara telah menunjukan kemajuan dengan mampu menulis, menerbitkan buku berISBN dan menjuarai lomba –lomba ditingkat Nasional.
Pelopor gerakan menulis buku di SDN 002 Sangatta Utara salah satunya adalah ibu Tri Agustin K yang telah menulis artikel ilmiah yang dimuat dalam Prosiding Simposium Nasional GTK Tahun 2016, buku Media Payung Sejuk terbit tahun 2017, buku Jelajah Arsitektur Lamin Suku Dayak Kenyah diterbitkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud tahun 2018.
Pada tahun ini 2019 bapak Edwar,M.Pd selaku kepala sekolah, ibu Siti Chorifah, ibu Nurlatifah, Ibu Rusnawati, ibu Nurlina dan bapak Ahmad Rifai selaku guru-guru agama Islam secara bersama-sama menulis serta menerbitkan Buku Kegiatan Ramadhan dengan ISBN : 978-623-91346-2-4 sebagai hasil dari Workshop Penulisan Buku yang diadakan pada tahun 2018.
Ini membuktikan bahwa GLS di SDN 002 Sangatta Utara telah menunjukan kemajuan. Penulisan buku ini diharapkan mampu memotivasi peserta didik dan guru-guru lainnya untuk terus menulis. Dengan menulis buku, guru akan menguasai disiplin ilmunya dengan baik, dan mendapatkan kredit poin untuk kenaikan pangkat (berdasarkan Peraturan Bersama Mendiknas Nomor 03/V/Pb/2010 dan Kepala BKN Nomor 14 Tahun 2010 Pasal 17 ayat 2)
Menulis dapat dimulai dari hal yang sederhana dengan membaca, membiasakan menulis satu paragraf sehari. Menulis dapat dituangkan di buku catatan harian, di media cetak, maupun media online. Tidak usah khawatir tulisan kita akan dikatakan jelek atau tidak banyak orang yang mau membacanya.
Tulis saja semua ide positif yang kita miliki. Yang penting materi yang kita tulis haruslah bermanfaat bagi orang lain, bebas dari unsur-unsur SARA, pornogragi, maupun ujaran kebencian. “Selamat berkarya, Salam literasi!”. (Hk)
Comments
0 comments